Ambeien / Hemorrhoid adalah pelebaran vena di dalam
pleksus hemorroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hemorrhoid
merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena,
arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.
Hemorrhoid, ambein, atau wasir dapat dialami oleh
siapapun. Namun seringkali penderita merasa malu atau dianggap tidak penting
maka kurang memperhatikan gangguan kesehatan ini. Secara anatomi ambeien
bukanlah penyakit, melainkan perubahan fisiologis yang terjadi pada bantalan
pembuluh darah di dubur, berupa pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah dan
jaringan sekitarnya.
Fungsi bantalan ini sebagai klep/katup yang membantu
otot-otot dubur menahan feses. Bila terjadi gangguan (bendungan) aliran darah,
maka pembuluh darah akan melebar dan membengkak, keadaan ini disebut ambeien.
Secara umum, ambeien dibagi dua yaitu Ambeien Internal
dan Ambeien eksternal.
1. Ambeien Internal,
pembengkakan terjadi dalam rektum sehingga tidak bisa
dilihat atau diraba. Pembengkakan jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit karena
hanya ada sedikit syaraf di daerah rektum. Tanda yang dapat diketahui adalah
pendarahan saat buang air besar. Masalahnya jadi tidak sederhana lagi, bila
ambeien internal ini membesar dan keluar ke bibir anus yang menyebabkan
kesakitan. Ambeien yang terlihat berwarna pink ini setelah sembuh dapat masuk
sendiri, tetapi bisa juga didorong masuk.
2. Ambeien Eksternal,
menyerang anus sehingga menimbulkan rasa sakit, perih,
dan gatal. Jika terdorong keluar oleh feses, ambeien ini dapat mengakibatkan
penggumpalan (trombosis), yang menjadikan ambeien berwarna biru-ungu.
ETIOLOGI
Peningkatan tekanan vena akibat mengedan ( diet rendah serat ) atau perubahan
hemodinamik ( selama hamil ) menyebabkan dilatasi kronis dari pleksus vena
submukosa. Ditemukan pada posisi jam 3, 7, dan 11 pada lubang anus.
Selain itu hemorrhoid juga disebabkan karena :
1. Faktor keturunan
2. Kehamilan karena perubahan hormonal
3. Obstipasi (konstipasi/sembelit) yang menahun.
4. Penyakit yang membuat penderita sering mengejan, misalnya: pembesaran
prostat jinak ataupun kanker prostat, penyempitan saluran kemih, dan sering
melahirkan anak.
5. Penekanan kembali aliran darah vena, seperti pada kanker dubur, radang
dubur, penyempitan dubur, kenaikan tekanan pembuluh darah porta (di dalam
rongga perut), sakit lever jenis sirosis (mengkerut), lemah jantung, dan limpa
bengkak.
6. Banyak duduk.
7. Diare menahun.
8. Peregangan. Ini misalnya terjadi pada seseorang yang suka melakukan hubungan
seksual yang tidak lazim yaitu anogenital.
GEJALA
1. Pendarahan dubur, darah yang keluar bisa berupa tetesan namun juga bisa
mengalir deras, darah berwarna merah muda, penderita biasanya tidak merasa
sakit.
2. Rasa mengganjal, setelah BAB (buang air besar) ada sensasi rasa mengganjal,
kondisi ini menciptakan kesan bahwa proses BAB belum berakhir, sehingga
seseorang mengejan lebih kuat, tindakan ini justru membuat ambeien semakin
parah.
3. Gatal, karena bagian yang terasa nyeri di dubur sulit dibersihkan, virus
akan sangat mudah menyebabkan infeksi kulit yang memicu rasa gatal.
AMBEIEN PADA IBU HAMIL
Hal ini terjadi pada ibu hamil akibat tekanan pertumbuhan janin pada vena
hemorrhoid. Ibu hamil sangat rentan menderita ambeien karena meningkatnya kadar
hormon kehamilan yang melemahkan dinding vena di bagian anus. Banyak ibu hamil
yang menderita ambeien setelah 6 bulan usia kehamilan karena adanya peningkatan
tekanan vena dalam area panggul.
Beberapa ibu hamil juga mengalami ambeien selama proses persalinan akibat
tekanan bayi yang kuat. Komplikasi setelah melahirkan juga memicu ambeien.
Sebagai contoh, lembutnya daerah vagina dan bagian anus acap menyebabkan ibu
menunda buang air besar, sehingga memicu terjadinya sembelit dan wasir.
GAMBARAN KLINIS
1. Derajat I : Perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri dan rasa gatal.
2. Derajat II : Perdarahan, menonjol, nyeri, dan reposisi spontan.
3. Derajat III : Perdarahan, mononjol, sangat nyeri, dan reposisi manual.
4. Derajat IV : Perdarahan, tonjolan tetap, nyeri terus menerus, dan tidak
dapat reposisi.
DIAGNOSIS
1. Darah di anus.
2. Prolaps.
3. Perasaan tidak nyaman di anus (mungkin puritus anus).
4. Pengeluaran lendir.
5. Anemia sekunder (mungkin).
6. Tampak kelainan khas pada inspeksi.
7. Gambaran khas pada anoskopi / rektoskopi
PEMERIKSAAN
Sebelum dapat dilakukan pengobatan, diperlukan pemeriksaan yang teliti.
1. Anamnesa atau riwayat penyakit.
2. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).
3. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anuskopi atau proktoskopi dan rektoskopi.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang.
PENCEGAHAN
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berulangnya kekambuhan wasir.
Di antaranya:
1. Hindari mengejan terlalu kuat saat BAB.
2. Cegah konstipasi / sembelit dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat
(sayur dan buah serta kacang-kacangan) serta banyak minum air putih minimal
delapan gelas sehari untuk melancarkan BAB.
3. Segera ke belakang jika niat BAB muncul, jangan menunda-nunda sebelum feses
menjadi keras.
4. Makan sayur dan buah yang cukup banyak.
5. Kurangi konsumsi cabe dan makanan pedas.
6. Tidur cukup.
7. Jangan duduk terlalu lama.
8. Senam/olahraga rutin
PENGOBATAN
Konsultasikan dengan herbalis kami di KLINIK HERBAL IMYANG.
0 komentar:
Posting Komentar